Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut subvarian Omicron XBB.1.5 atau yang kini disebut varian Kraken sebagai varian Corona paling menular. Walau diketahui, gejala yang ditimbulkan tidak lebih berat dibandingkan varian-varian Corona lainnya yang pernah merebak.Induk subvarian Omicron XBB terkenal akan kemampuannya menghindari sistem kekebalan tubuh manusia, menggunakan mutasi di situs protein lonjakan yang dikenal sebagai 486. Mutasi ini bekerja membantu virus lolos dari deteksi oleh sistem kekebalan.
Hingga kini, mekanisme di balik peningkatan penularan XBB.1.5 tidak diketahui secara pasti. Namun, mutasi F486P memungkinkan virus untuk lebih efektif menempel pada reseptor ACE 2 di dalam tubuh, yang disebut sebagai 'pintu masuk' untuk virus masuk ke dalam sel di hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Saya pikir, beberapa penelitian menunjukkan korelasi langsung antara pengikatan ACE 2 dan kemampuan menularkan virus yang lebih baik," kata profesor mikrobiologi dan imunologi di University of Iowa, Stanley Perlman, dikutip dari Scientific American, Rabu (11/1/2023).
"Saya yakin itu salah satu faktor, tapi itu hanya salah satu dari banyak faktor," sambungnya.
Meski ditemukan bahwa XBB.1.5 sangat mudah menular, beberapa ahli menegaskan bahwa sifat penghindaran kekebalan XBB.1.5 tidak boleh dilebih-lebihkan. Sebab meski ada temuan tersebut, XBB.1.5 tidak sepenuhnya menghindari kekebalan yang terbentuk dari vaksin COVID-19 atau infeksi virus Corona sebelumnya..
Profesor di La Jolla Institute for Immunology, Alessandro Sette, menyebut hingga kini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa XBB.1.5 memicu gejala yang lebih parah atau berbeda dibandingkan subvarian Omicron lainnya.
Sebelumnya, pimpinan teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove menyinggung subvarian Omicron XBB.1.5 menjadi varian Corona yang paling menular.
"Ini adalah subvarian yang paling menular yang telah terdeteksi," ungkap Maria Van Kerkhove dalam kesempatan sebelumnya.
"Alasannya adalah mutasi yang ada dalam subvarian Omicron ini yang memungkinkan virus ini menempel pada sel dan menggantinya dengan mudah," sambungnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut subvarian Omicron XBB.1.5 atau yang kini disebut varian Kraken sebagai varian Corona paling menular. Walau diketahui, gejala yang ditimbulkan tidak lebih berat dibandingkan varian-varian Corona lainnya yang pernah merebak.
Induk subvarian Omicron XBB terkenal akan kemampuannya menghindari sistem kekebalan tubuh manusia, menggunakan mutasi di situs protein lonjakan yang dikenal sebagai 486. Mutasi ini bekerja membantu virus lolos dari deteksi oleh sistem kekebalan.
Hingga kini, mekanisme di balik peningkatan penularan XBB.1.5 tidak diketahui secara pasti. Namun, mutasi F486P memungkinkan virus untuk lebih efektif menempel pada reseptor ACE 2 di dalam tubuh, yang disebut sebagai 'pintu masuk' untuk virus masuk ke dalam sel di hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
Saya pikir, beberapa penelitian menunjukkan korelasi langsung antara pengikatan ACE 2 dan kemampuan menularkan virus yang lebih baik," kata profesor mikrobiologi dan imunologi di University of Iowa, Stanley Perlman, dikutip dari Scientific American, Rabu (11/1/2023).
"Saya yakin itu salah satu faktor, tapi itu hanya salah satu dari banyak faktor," sambungnya.
Meski ditemukan bahwa XBB.1.5 sangat mudah menular, beberapa ahli menegaskan bahwa sifat penghindaran kekebalan XBB.1.5 tidak boleh dilebih-lebihkan. Sebab meski ada temuan tersebut, XBB.1.5 tidak sepenuhnya menghindari kekebalan yang terbentuk dari vaksin COVID-19 atau infeksi virus Corona sebelumnya..
Profesor di La Jolla Institute for Immunology, Alessandro Sette, menyebut hingga kini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa XBB.1.5 memicu gejala yang lebih parah atau berbeda dibandingkan subvarian Omicron lainnya.
Sebelumnya, pimpinan teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove menyinggung subvarian Omicron XBB.1.5 menjadi varian Corona yang paling menular.
"Ini adalah subvarian yang paling menular yang telah terdeteksi," ungkap Maria Van Kerkhove dalam kesempatan sebelumnya.
"Alasannya adalah mutasi yang ada dalam subvarian Omicron ini yang memungkinkan virus ini menempel pada sel dan menggantinya dengan mudah," sambungnya.
0 Komentar